”Fatimah adalah bagian dariku, siapa yang
menyakitinya berarti menyakitiku, siapa yang membuatnya gembira maka ia telah
membahagiakanku.” (Al Hadis).
Kata ‘Fatimah’ berasal dari suku kata ‘Fathama’ yang
berarti menyapih atau menghentikan atau menjauhkan. Sebuah riwayat menyebutkan,
dinamakan ‘Fatimah’ karena Allah ingin menjauhkan putri bungsu Rasulallah saw
dari neraka. Dari cintanya Rasulallah kepada Fatimah, belilau selalu menyebut
nyebut fatimah sebagai contoh dan perumpamaan, misalnya “ jika anakku Fatimah
mencuri, aku akan potong tangannya” hadisth ini menggambarkan bagaimana
Rasulallah saw tidak pilihkasih dalam menegakkan hukum agama, sampai sampai ia
bersedia memotong tangan anaknya yang paling dicintainya, Fatimah, jika ia
mencuri demi untuk menegakkan keadailan.
Fatimah juga disebut al-Battul yang berarti
memisahkan, karena kenyataannya ia memang terpisah atau berbeda dari
wanita-wanita lainnya, baik dari segi keutamaan, agama dan kecantikannya. Ada
lagi yang mengatakan, karena ia memisahkan diri dari keduniaan untuk mendekat
kepada Allah. Di kalangan suku Quraisy, Fatimah dikenal fasih dan pintar.
Fatimah dilahirkan di Makkah tahun 18 sebelum Hijrah
Nabi SAW. Dia adalah putri bungsu Rasulallah saw setelah Zainab, Ruqayah dan
Ummu Kaltsum. Saudara laki-lakinya yang tertua Qasim dan Abdullah, meninggal
dunia pada usia muda. Fatimah sangat terkenal di dunia Islam, karena ia hidup
paling dekat dan paling lama bersama Rasulallah saw. Dari dialah keturunan
Rasulallah saw (ahlul Bait) berkembang yang tersebar di hampir semua negri
Islam.
Fatimah dinikahkan dengan Ali bin bi Thalib setahun
setelah hijrah. Pada waktu itu Tidak sedikit dari orang orang Quraisy yang
ingin menikahinya. Ya maklum, selain cantik rupawan, ia adalah perempuan
terhormat, anak Rasulullah saw. Dia pernah dilamar oleh Sayyidina Abu Bakar dan
Umar, sahabat terdeket Rasulallah saw, namun ditolak secara halus oleh beliau.
Fatimah sangat sederhana dalam berumah tangga dengan
imam Ali ra, bahkan sering kekurangan. Beberapa kali ia harus menggadaikan
barang-barang keperluan rumah tangga untuk membeli makanan, sampai-sampai
kerudungnya pernah digadaikan kepada seorang Yahudi Madinah. Namun demikian,
mereka tetap bahagia sebagai suami istri sampai akhir hayat.
Fatimah adalah putri kesayangan Rasulullah saw.
Putri yang sangat dicintai Nabi saw. Suatu waktu Rasulallah saw pernah
mengatakan kepada imam Ali ra, ”Fatimah adalah bagian dariku, siapa yang
menyakitinya berarti menyakitiku, siapa yang membuatnya gembira, maka ia telah
membahagiakanku.” Ini dikatakan oleh Rasulullah saw sehubungan dengan keinginan
seorang tokoh Quraisy untuk menikahkan anak perempuannya kepada imam Ali ra.
Imam Ali tidak menolak tetapi segera dicegah oleh Rasulullah saw.
Pernah Rasulallah saw marah besar ketika mendengar
putri beliau, Fathimah ra akan dimadu Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Ketika
mendengar rencana itu, Rasulallah saw pun langsung masuk ke masjid dan naik ke
atas mimbar, lalu berseru, “Beberapa keluarga Bani Hasyim bin al-Mughirah
meminta izin kepadaku untuk mengawinkan putri mereka dengan Ali bin Abi Thalib.
Ketahuilah, aku tidak akan mengizinkan, sekali lagi aku tidak akan mengizinkan.
Sungguh aku tidak izinkan, kecuali Ali bin Abi Thalib menceraikan putriku, dan
aku persilakan mengawini putri mereka. Ketahuilah, putriku itu bagian dariku,
apa yang mengganggu perasaannya adalah menggangguku juga, apa yang menyakiti
hatinya adalah menyakiti hatiku juga.” Begitulah kurang lebih bunyi hadist
Rasulallah saw.
Sekarang, kalau Rasulallah saw melarang imam Ali bin
Abi Thalib ra untuk memadu putri beliau, Fatimah ra. Maka saya yakin hampir
setiap orangtua di dunia tidak akan rela jika putrinya dimadu. Karena, seperti
dikatakan Rasulallah saw, perbuatan itu akan menyakiti hati perempuan, dan juga
menyakiti hati orangtuanya.
Hadist di atas juga merupakan bukti kuat akan
kecintaan Rasulullah saw kepada putri bungsunya. Memang benar Rasulallah saw
sangat sayang kepada Fatimah. Sampai sampai waktu sakit keras menjelang
wafatnya, beliau tidak henti hentinya menagis karena berat meninggalkan anaknya
yang dicintainya.
Fatimah meninggal enam bulan setelah wafatnya
Rasulallah saw dalam usia 28 tahun. Merasa ajal sudah dekat, dia membersihkan
dirinya, memakai pakaian yang terbaik, memakai wewangian dibantu oleh iparnya,
Asma bin Abi Thalib. Sebelum meninggal ia sempat berwasiat. Anda tahu apa
wasiatnya? “hanya Ali, suamiku, yang boleh menyentuh tubuhku”.
Untuk Download Artikel Klik Gambar
No comments:
Post a Comment