ALLAH AKAN
MENCUKUPI
Semua Urusan Orang
Yang Bertawakal Kepada-Nya
Oleh
Dr. Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji
~
* ~
"Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya" (Ath-Thalaq : 3)
Yaitu yang mencukupinya, Ar-Robi' bin
Khutsaim berkata: Dari segala sesuatu yang menyempitkan (menyusahkan) manusia. (Hadits
Riwayat Bukhari bab Tawakal 11/311).
Ibnul Qayyim berkata:
Allah adalah yang mencukupi orang yang bertawakal kepadanya dan yang
menyandarkan kepada-Nya, yaitu..
"Dia
yang memberi ketenangan dari ketakutan orang yang takut, Dia adalah sebaik-baik
pelindung dan sebaik-baik penolong dan barangsiapa
yang berlindung kepada-Nya dan meminta pertolongan dari-Nya dan bertawakal
kepada-Nya, maka Allah akan melindunginya, menjaganya, dan barangsiapa yang
takut kepada Allah, maka Allah akan membuatnya nyaman dan tenang dari sesuatu
yang ditakuti dan dikhawatirkan, dan Allah akan memberi padanya segala macam
kebutuhan yang bermanfa'at" (Taisirul Azizil Hamidh hal. 503)
Dan ini adalah ganjaran yang paling besar, yaitu
Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menjadikan
diri-Nya sendiri sebagai yang memenuhi segala kebutuhan orang yang bertawakal
kepada-Nya,
Dan sungguh Allah
telah banyak menyebutkan kebaikan dan keutamaan yang menjadi ganjaran untuk
orang-orang yang bertawakal kepada Allah, antara lain...
"Barangsiapa yang bertakwa kepada
Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan ke luar". (Ath-Thalaq : 2)
"Dan barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan menghapus
kesalahan-kesalahan dan akan melipat gandakan pahala baginya".
(Ath-Thalaq : 5).
"Dan barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah niscaya Allah menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya". (Ath-Thalaq : 4)
"Dan barangsiapa yang menta'ati
Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugrahi nikmat oleh Allah, yaitu; Nabi-nabi,
para shiddiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang shaleh.
Dan mereka itulah teman yang
sebaik-baiknya". (An-Nisa' : 69)
Sedangkan ayat yang menyebutkan
sikap tawakal adalah firman Allah...
"Dan barangsiapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya".
(Ath-Thalaq : 3)
Ibnu Al-Qayyim berkata: "Perhatikanlah
ganjaran-ganjaran yang akan diterima oleh orang yang bertawakal yang mana
ganjaran itu tak diberikan kepada orang lain selain yang bertawakal
kepada-Nya, ini membuktikan bahwa tawakal adalah jalan terbaik untuk menuju ketempat disisinya dan perbuatan yang amat
dicintai Allah" (Madarijus Salikin 2/128)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata. "Bersabda
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:
Jika seseorang keluar dari rumah, maka ia akan disertai oleh 2 orang
malaikat yang selalu menemaninya. Jika
orang itu berkata Bismillah (dengan menyebut nama Tuhan), kedua malaikat
itu berkata: Allah telah memberimu petunjuk, jika orang itu berkata: Tiada daya dan upaya dan kekuatan kecuali
kepada Allah, kedua malaikat itu berkata: Engkau telah dilindungi dan
dijaga, dan jika orang itu berkata:
Aku bertawakal kepada Allah, kedua malaikat itu berkata: Engkau telah
mendapatkan kecukupan".
1
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam bab Zuhud yang disanadkan
kepada Amru bin 'Ash yang mengangkat hadits ini kepada Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam beliau bersabda...
'Sesungguhnya
didalam hati anak Adam terdapat celah-celah, dan barangsiapa yang mengabaikan Allah pada setiap celah didalam
hatinya maka ia akan binasa, dan barangsiapa
bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupi celah-celah yang ada
dalam hatinya itu"
(Diriwayatkan oleh Ibnu Majah bab
Zuhud: 4166 (2/1395) di dalam Az-Zawaid dikatakan bahwa hadist ini lemah
sanadnya, dan ddalam Al-Mizan dikatakan bahwa hadits ini tertolak)
Sebagaimana diriwayatkan pula bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda...
"Barangsiapa
yang memutuskan gantungannya selain kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala,
maka Allah akan mencukupi baginya segala
kebutuhannya, dan Allah akan mendatangkan rezeki baginya dari yang tak terduga"
(Dikeluarkan oleh Thabrani dalam
Ash-Shagir 1/115-116 dan diriwayatkan oleh Ibnu Abu Halim seperti yang
disebutkan dalam Ibnu Katsir 8/174 dan Abu Shaikh dalam At-Targhib 2/538 lihat
Majmu' Az-Zawa'id 10/303)
Yang memberi
kecukupan hanyalah Allah saja, sebagaimana firman-Nya...
"Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung)
bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu" (Al-Anfal : 64)
Artinya; cukuplah Allah bagi kamu, dan cukuplah bagimu orang-orang yang beriman
mengikutimu (Tafsir Ath-Thabari 10/37),
Maka kalian semua tak akan membutuhkan seseorang jika kalian bersama Allah,
ini adalah pendapat dari Abu Shaleh Ibnu Abbas, dan juga berpendapat Ibnu Zaid,
Muqatil (Zaad Al-Masir 3/556). Asy-Sya'bi (Tafsir Ath-Thabari
10/37) dan lain-lainnya, dan Ibnu Katsir tak menyebutkan selain pendapat
ini (Tafsir Ibnu Katsir 4/30)
Ada juga yang mengatakan bahwa artinya
adalah: cukuplah bagimu Allah, dan
cukuplah bagimu orang-orang yang beriman, yaitu pendapat yang diriwayatkan
dari Al-Hasan dan diikuti oleh An-Nuhas.(Tafsir Al-Qurthubi 8/43)
Ibnu Al-Jauzy berkata: Bahwa
yang benar adalah pendapat yang pertama (Zaad Al-Masir 3/256), hal
itu berdasar pada petunjuk bukti kajian bahwa sesungguhnya yang bisa memberi kecukupan hanyalah Allah Subhanahu
wa Ta'ala. (Adlwa'u Al-Bayan)
Ibnu Al-Qayyim berkata: Ini begitu juga dengan pendapat sebagian
orang adalah suatu kesalahan yang nyata, tidak boleh mengartikan ayat ini
seperti ini (pendapat kedua), dan bahwa sesungguhnya yang bisa memberi kecukupan hanyalah Allah semata, begitu
juga dengan tawakal, taqwa dan penyembahan hanyalah kepada Allah,
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah
berfirman dalam Al-Qur'an...
"Dan jika mereka bermaksud hendak menipu, maka sesungguhnya cukuplah
Allah (menjadi pelindung). Dialah
yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin"
(Al-Anfal : 62).
Lalu dia (Ibnu Al-Qayyim) membedakan antara memberi kecukupan dengan
memberi kekuatan, yang bisa memberi kecukupan hanyalah Allah semata,
sementara yang bisa memberi kekuatan adalah hanya Allah dengan membantunya
dan juga bersama hamba-hamba Allah lainnya,
Allah telah memuji kepada orang-orang
yang bertauhid serta orang-orang yang bertawakal diantara hamba-hambanya, yang mana Allah
mengkhususkan mereka untuk mendapat kecukupan dari Allah Subhanahu wa
Ta'ala, Allah berfirman...
"(Yaitu) orang-orang (yang menta'ati
Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan:'
Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena
itu takutlah kepada mereka', maka
perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: 'Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan
Allah adalah sebaik-baik Pelindung". (Ali Imran : 173),
Dan mereka tidak pernah mengatakan:
cukuplah Allah bagi kami dan Rasulnya.
Jika
mereka berpendapat seperti ini dan Allah memuji mereka seperti itu, maka bagaimana mungkin Allah
mengatakan kepada utusan-Nya dengan mengatakan:
"Allah dan pengikut-pengikutmu akan
memberimu kecukupan, sementara para pengikut Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam telah menjadikan Allah satu-satunya yang memberi kecukupan, dan mereka tidak pernah mem-persekutu-kan
Allah dengan Rasul-Nya dalam masalah memberi kecukupan, bagaimana
mungkin mereka (para pengikut Muhammad) melakukan hal seperti ini?! ini
adalah kemustahilan yang paling mustahil dan kesesatan yang paling sesat."
Hal yang serupa dengan bahasan ini
adalah firman Allah...
"Jikalau mereka sungguh-sungguh
ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan
berkata;
"Cukuplah
Allah bagi kami, Allah akan memberi kepada kami sebagian dari karunia-Nya dan
demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
berharap kepada Allah', (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)"
(At-Taubah : 59).
Mari kita perhatikan bagaimana Allah menjadikan kewajiban untuk
mematuhi diri-Nya dan Rasul-Nya, sebagaimana firman-Nya...
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia".
(Al-Hasyr : 7),
Dan menjadikan kecukupan itu hanya
dengan diri-Nya semata, Allah tidak pernah mengatakan; dan mereka berkata...
Cukuplah
Allah dan Rasul-Nya bagi kami, akan
tetapi Allah menjadikan diri-Nya sendiri satu-satunya yang bersifat memberi
kecukupan,
Fiman Allah...
"Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah"
(At-Taubah : 59),
Dan Allah tidak pernah mengatakan: "dan kepada Rasul-Nya", akan
tetapi Allah menjadikan berharap
hanya pada-Nya semata,
Sebagaimana firman Allah...
"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap" (Asy-Syarh : 7-8).
Maka
berharap, bertawakal, berlindung dan memberi kecukupan hanyalah kepada
Allah semata, sebagaimana ibadah, taqwa dan sujud hanyalah milik Allah,
begitu juga dengan sumpah dan bernadzar tidak diperbolehkan kecuali
hanya kepada Allah semata.
Dan yang serupa dengan ayat ini adalah
firman Allah...
Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya" (Az-Zumar : 36).
Maka yang mencukupi berarti Dia pula
yang melindungi, disini Allah mengabarkan bahwa hanya Dia-lah yang memberi perlindungan kepada hamba-Nya,
Sekali lagi bagaimana mungkin Allah
menjadikan hamba-Nya para pengikut Nabi bersama Allah sebagaimana yang memberi
kecukupan?!, dalil-dalil yang membuktikan kesesatan penafsiran yang merusak
ini lebih banyak lagi untuk disebutkan. (Zaad Al-Ma'ad 1/36-37)
****************************************************************************************************
Dikutip dari buku At-Tawakkul
'Alallah wa 'Alaqatuhu bil Asbab oleh Dr Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji
dengan edisi Indonesia Rahasia Tawakal & Sebab Akibat
hal. 84 - 89 Bab Buah Tawakal,
terbitan Pustaka Azzam Penerjemah Drs. Kamaluddin Sa'diatulharamaini dan
Farizal Tirmidzi.
****************************************************************************************************
Fote Note.
1.
Hadits
Riwayat At-Tirmidzi bab do'a 3426 (5/490) dan ia juga mengatakan bahwa hadits
ini adalah: hadits baik, benar dan
asing, kami tak mengetahuinya kecuali dengan ungkapan seperti ini.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah bab do'a 3886 (2/178), ia berkata di dalam Kitab Az-Zawaid: Bahwa didalam sanad
hadits ini terdapat Harun bin Abdullah, ia adalah seorang yang lemah. Diriwayatkan oleh Abu Daud dari hadits Anas bab
Adab 5073 (13/437), Ahmad dalam Musnadnya (1/66) yang lebih sempurna dari
ungkapan ini. Hadits ini dibenarkan oleh
Al-Albani sebagaimana dalah shahih
Al-Jami Ash-Shagir 513, 227 (1/1950)
Editing
(dalam formatting dan penambahan penulisan ayat quran) from source: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/message/461
Untuk Download Artikel Klik Gambar
No comments:
Post a Comment